Cakrawala
Cinta Bersama Surga
Kini,
Aku tak ingin bicara tentang cinta, cinta yang terlalu banyak mencerabut
kesempatan demi kesempatan untuk mencari kebahagiaan yang lebih sempurna, surga.
Surga dibawah telapak kaki bundaku, surga yang tak ingin ku biarkan lari lagi hanya
karena perangaiku.
Esok,
lusa, diwaktu yang tak pernah aku tau itu kapan, beriring doa seorang wanita
lembut yang menjagaku lahir dan bathin, cinta dari seorang pria sejati akan
menemuiku bersama orangtuanya. Dan kini, bukan cinta yang demikian yang ku
harapkan. Aku hanya ingin cinta sempurna dari seorang bidadari surga, bunda.
Mom,
I LOVE YOU. Mom, I LOVE YOU FOREVER.
Sajak
demi sajak tak mampu lagi aku tulis di garis-garis kertas putih tentang
pengorbananmu. bunda, meskipun cerita tentangmu melimpah ruah dimana-mana,
tentang pengorbananmu demi kebahagiaan keluargamu. Tapi bagiku, engkau berbeda,
saaangat berbeda, berbeda dari siapapun yang bernama ibu.
Ketika
engkau menghela nafas melihat perangaiku yang menyakitimu, ketika engkau
mengusap dada mendengar kata kasar ku kepadamu, ketika kakimu bergemetaran
seiring panggilanmu tak pernah cepat ku sambut. Sekarang aku sadar, disaat
itulah surgaku melarikan dari diriku sendiri.
Kini
sesalku mendalam, seakan hati ini ingin berbicara kepadamu, seakan tangan ini
ingin memeluk erat dirimu, seakan aku ingin mencium kakimu, dimana surgaku
berada.
Bunda,
ini airmataku, ini airmataku bunda, ini airmataku untukmu. Dimana maafmu harus
ku temui, dimana bunda, dimana ?. hatiku seakan terbakar api, memanas ingin
melampiaskan segala penyesalanku.
Bunda,
relakah engkau bangun untukku sekejaaaaap saja, relakah engkau menatapku
sedetik saja, aku mohon, ringankan panas membara di hatiku ini.
Lihat
Bunda ! , lihat aku, sekarang aku telah bertaubat kepada Tuhanmu, sekarang aku
suka dengan jilbab dalam yang dulu sering aku tolak dari tanganmu. Ini aku
bunda, anakmu, Nur Zafirah as-syamsy.
Harus
berapa lama engkau tertidur dengan selang-selang panjang yang masuk kedalam tubuhmu.
Ya Allah, jangan beri lemah hati
ini, semua ini membuat hatiku terasa
pahit. Allah, izinkan hamba menjadi
kuat, izinkan hamba tegar, izinkan hamba tak
luluh semudah ini, melihat semua ini terasa sakit. Ya Allah, kenapa? apa
yang terjadi dengan bunda. Ya Allah, aku
berjanji menjadi hamba yang baik, tak ingin ku kecewakan Engkau lagi, tak ingin
ku kecewakan nabiku, tak ingin ku kecewakan lagi kedua orangtuaku. Ya Allah! jangan, jangan biarkan aku selemah
ini. kuatkan aku, kuatkan aku, kuatkan
aku !
Aku
menyerah tentang cinta yang menyakiti bathinku. Kini aku siap menjauh dari
siapapun yang tidak tulus mencintaiku. Hatiku ingin berbicara tentang
kesakitanku kepada bunda, kesakitan karena cinta yang penuh dengan tipu daya
menyesatkan ini. Aku ingat, dulu, waktu demi waktu bunda ujarkan kepadaku
“cinta tanpa ada keridhaan Allah takkan bahagia selamanya”. Sekarang aku tau
arti semua itu bunda.
Bunda
, buka matamu, lihat gadis kecilmu sedang menggenggam tanganmu, putrimu yang
dulu nakal sedang mengharapkan cintamu. Sejak ini bunda, aku sambut cintamu
sepenuh hati, akan ku kembalikan setiap tetes airmatamu dahulu dengan senyuman
penuh arti dariku, dan Takkan kubiarkan seorangpun mencuri senyum itu dari
bibirmu.
Bunda,
Cakrawala surgaku saat ini adalah engkau, cakrawala senyumku saat ini adalah
kesembuhanmu.
Bunda,
ingatkah engkau ?? , dikala engkau memelukku penuh kehangatan disaat aku
dijangkiti demam tinggi. Saat itu aku bersyukur memiliki bunda seakan ketika
itu aku dipeluk bidadari surga.
Bunda,
aku menyesal tentang kagagalan masa remajaku. Aku menyesal karena aku berhasil
dipermainkan perasaan yang akhirnya menghancurkan hatiku. Aku bersalah tentang
perangaiku yang menyakitimu, aku bersalah. Aku bersalah bunda.
Hampir
3 minggu engkau bertahan hidup dengan alat bantu oksigen rumah sakit. Dan baru
2 hari yang lalu aku dikabari tentang penyakitmu. Serangan jantung koroner yang
melemahkan seluruh tubuhmu.
Setiap
spertiga malam milik Allah aku berdoa tentang kebahagianmu, tentang
kesembuhanmu. Hati ini seakan lemah menghitung detik yang telah engkau lalui.
Bunda,
keajaiban itu terjadi, keajaiban dari Tuhan kita. Kejutan yang diberikan Allah
melalui tangan dari seorang dokter hebat. Alhamdulillah.
Sepertiga
malam 1 minggu setelah aku mengetahui penyakitmu, engkau sadar, engkau
memanggil zafirah, itu namaku bunda, itu nama putri semata wayangmu.
Terimakasih
Ya Allah, terima kasih atas kebaikanmu, terimakasih atas kesempatan yang engkau
berikan kepadaku untuk membahagiakannya.
Lihat
aku bunda, lihat pakaianku, aku sekarang menjadi seperti bunda, jilbab dalam
bunda, tak lagi pernah aku lepas, alquran bunda sentiasa menjadi sahabatku
dicakrawala menyambut surga darimu.
Ya
Allah, bunda tersenyum melihat jiwaku yang baru. Ya Allah dengarkah Engkau
ketika ia berkata “surga Allah milikmu anakku, surga Allah milik kita”. Ya
Allah, jaga kami dalam istiqamah mengingatmu dan ampuni masa laluku.
1
minggu engkau sadar dari tidur panjangmu, meski engkau tak terlihat seperti
dulu, lemah, kurus dan menua. Rantaian ingatan tentang hatimu yang hancur
karena aku dahulu menjadi cambuk tajam bagiku untuk berubah sepertimu. Maafkan
tentang perangaiku, Bunda.
Aku
berubah karena cinta tulusmu. Seakan
aku berdiri diantara keluarga baru dengan fithrah putih kembali. Ayah yang selalu
bungkam tentang kesalahanku memelukku dengan rupa tangis yang menetes diantara
keriput coklat pipi tipisnya. Bisik lirih diantara rentetan tangis ayah “engkau
telah bahagiakan ayah dan bunda dengan hadirmu yang seperti fithrah bidadari ”.
Allah,
Engkau sempurnakan kembali keluargaku yang hampir hancur karenaku. Engkau
satukan kami kembali dengan cinta yang lebih sempurna.
Hadiah-Mu
untukku bukan hanya tentang kesembuhan bunda. Diusiaku yang ke 22 tahun setelah
lika-liku, suka-duka takdir hidup yang telah ku lalui, seorang laki-laki
berkacamata dengan lesung pipit, sempurna dengan pakaian serba elite nya datang
melamarku.
Entah
dari mana laki-laki lesung pipit itu mengenalku. Tiba-tiba datang menenui
ayahku dan menanyai tentangku. Salman al-farisy, nama yang tertulis disebuah kartu
yang diberikannya kepada ayah. Satu alasan yang ia sampaikan kepada orangtuaku,
“aku perhatikan bidadarimu di setiap sujud malamnya di rumah sakit, dan aku mencintainya”.
Diakhir
cerita, diantara surga cinta yang diberikan Allah kepadaku, aku terima khitbah
Salman al-Farisy dengan mahar yang aku anggap wajib bagi seorang imam, 5 juz
Al-quran beserta seperangkat alat sholat. Dan hadiah kejutan surga darinya,
Salman Al-Farisy adalah seorang hafidz qur’an sedangkan kekayaan meliputinya.
Disinilah
hatiku berbicara kepada Allah “Disetiap sujudku dan disetiap keajaiban yang
Allah berikan kepadaku adalah karena kesempurnaan kasih sayang Allah kepada
hamba-hamba yang tak gentar mencari hidayah-Nya”.
Bunda,
Ayah, kekasihku, jagalah aku bersama kalian, ajak aku menuju rumah abadi kita,
SURGA.
Cakrawala Cinta Bersama Surga
Cakrawala Cinta Bersama Surga
Cakrawala Cinta Bersama Surga
Cakrawala Cinta Bersama Surga
0 komentar:
Posting Komentar
berikan komentar pada tulisan ini dengan kata yang sopan dan bijak ya sahabat media ^_^, jika komentar dianggap spam oleh admin komentar akan di delete ^_^ terimakasih